Friday, March 25, 2016

Manajemen Keuangan (Materi Keuangan I LENGKAP)


Ruang Lingkup Manajemen Keungan

A.   Defenisi Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan (pembelanjaan) adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Dari definisi tersebut ada tiga fungsi utama dalam manajemen keuangan yaitu :
  1. Keputusan investasi (investment Decision)
  2. Keputusan pendanaan (Financial Decision)
  3. Keputusan Pengelolaan Aset (Asset Mangement Decisiion)
            Manajemen keuangan bisa diartikan sebagai manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Secara garis besar,fungsi-fungsi perusahaan bisa dikelompokkan ke dalam empat fungsi, yaitu:
1)      Fungsi Pemasaran
2)      Fungsi Keuangan
3)      Fungsi Produksi
4)      Fungsi Penonalia

B.   Peluang Karir dibidang Keuangan

Peluang karir dalam bidang keuangan di bagi menjadi 2 bagian utama
a.       Jasa keuangan
Berhubungan dengan pemberian nasihat dan perencanakan produk-produk keuangan bagi individu
b.      Manajemen keuangan
Berhubungan dengan tugas sebagai manajer keuangan dalam suatu perusahaan.

Karir bidang keuangan dikelompokkan kedalam bidang utama :
o   Manajemen Lemabaga Keuangan mencakup bank, asuransi, lembaga penyimpanan dan pinjaman, dan lembaga kredit. Untuk itu perlu memahami pengetahuan mengenai pasar uang dan modal dengan segala aspeknya.
o   Investasi mencakup pekerjaan marketing sekuritas, analis sekuritas individu, dan analis portofolio
o   Keuangan Manajerial mencakup pengelolaan keuangan di berbagai jenis perusahaan baik perdagangan, jasa maupun manufaktur, baik kecil, menengah maupun besar, baik swasta maupun pemerintah.
o   Selain itu peluang karir Manajemen Keuangan antara lain yaitu Manajer Keuangan, Management Trainee Sales, Kepala Produksi & Bahan Baku, Assistant Marketing Manager, Staff Administrasi, dan lain-lain


C.   Sejarah Perkembangan Manajemen Keuangan

1.      Awal abad 19  sekitar tahun 1900 :
o   Istilah manajemen keuangan mulai muncul di Amerika Serikat yang mana industrinya telah berkembang pesat mengakibatkan  persoalan baru yaitu bagaimana dan darimana memperoleh kebutuhan dan untuk membiayai operasi perusahaan sehingga muncullah manajemen keuangan.
o   Manajemen keuangan waktu itu suatu bidang ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu lainnya yang menekankan diri dari aspek-aspek hukum yang biasanya muncul pada perusahaan, aspek yang masalah merjer, pendataan, perluasan perusahaan, pembentukan perusahaan baru , tata cara go public dan penjualan surat-surat berharga.

2.      Tahun 1929 s.d. 1933:

o   Perkembangan bisnis tsb di atas belum dilakukan dengan sempurna dan tidak diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat.
o   Regulasi yang mengatur aktivaitas perusahaan terlambat diterapkan sehingga terjadi kelesuan perekonomian (resisi) sehingga pemerintah mengalami kesulitan yang serius yang mengakibatkan kegagalan bisnis di berbagai sektor;
o   Pada waktu itu peranan manajemen keuangan memfokuskan analisisnya pada masalah-masalah kebangkrutan dan reorganisasi. Likuiditas perusahaan dan peraturan-peraturan tentang surat-surat berharga yang ditawarkan  di pasar modal menjadi prioritas pengelolaan keuangan.

Pada masa inilah manajemen keuangan telah bergeser perannya dari masa pencairan dana untuk pembiayaan dalam melakukan merger, konsolidasi dan pendirian perusahaan baru ke masalah struktur modal yang menganalisis perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Hal itu membuktikan bahwa manajemen keuangan tidak hanya mencari dana, tetapi lebih jauh dari itu yaitu bagaimana komposisi dana harus diperoleh agar mendapatkan modal dengan biaya yang minimal (tercapai struktur modal yang optimum)


3.      Tahun 1940 s.d. 1950-an:

o   Dipelajari oleh masyarakat luas.
o   Manajemen keuangan tidak hanya mengatur masalah bagaimana memperoleh dana dan struktur modalnya, namun telah mempelajari bagaimana menggunakan dana secara efektif dan efisien.
o   Manajemen keuangan dimaksudkan untuk menghitung secara rinci keadaan keuangan perusahaan, sehingga dapat dianalisis besarnya laba yang diperoleh dan besarnya nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham-sahamnya.
   
4.      Tahun 1960 s.d. 1970:

o   Ilmu manajemen keuangan mengalami suatu pembaharuan pada sisi hutang (liability) dan modal sendiri yang berada disisi kanan laporan neraca.
o   Memfokuskan pada penetapan kebijakan dan pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ada 2 pusat perhatian yang diutamakan.
1)      kombinasi optimal dari surat-surat berharga.
2)      cara-cara bagaimana investor secara individu mengambil keputusan-keputusan investasi, teori porto folio, dan imp likasinya terhadap keuangan perusahaan.
Pada awal tahun 1966, perekonomian dunia dilanda inflasi, sehingga pasar keuangan melakukan kebijakan yang sangat ketat dan tingkat biaya memperoleh dana yang tinggi.
            Dalam menghadapi kondisi seperti ini ilmu manajemen keungan memiliki 4 bidang tugas pokok.
1)      pengendalian arus kas dan arus fisik barang.
2)       mencoba menghubungkan antara keputusan keuangan dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
3)       dikaitkannya perencanaan dan pengendalian keuangan dan faktor-faktor perubahan lingkungan eksternal.
4)       manajemen keuangan tidak hanya berlanggung jawab terhadap pengelolaan arus kas, tetapi juga mengontrol pusat-pusat laba yang ada dari seluruh operasi perusahaan. Para eksekutif keuangan harus dapat mengevaluasi aspek dari operasi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.

5.      Tahun 1970-an sampai awal abad 21

o   Berkembang dengan pesat
o   Terus berkembang dengan munculnya inovasi baru dalam pembiayaan seperti Leasing dan pertumbuhan perusahaan secara eksternal melalui konglomerasi, merjer, akuisisi
o   Ilmu manajemen keuangan terus  berkembang menjadi suatu ilmu yang tidak dapat dilepaskan dari bagian suatu proses pengambilan keputusan oleh hampir semua perusahaan.


D.   Keputusan  Dalam Manajemen Keuangan

fungsi utama dalam manajemen keuangan yaitu:

1.      Keputusan Investasi (investment Decision)

Investasi diartikan sebagai penanaman modal perusahaan. Penanaman modal dapat dilakukan pada aktiva riil ataupun aktiva finansial.
Aktiva riil merupakan aktiva yang bersifat fisik atau dapat dilihat jelas secara fisik, misalnya persediaan barang, gedung, tanah dan bangunan sedangkan.
aktiva finansial merupakan aktiva yang berupa surat-surat  berharga seperti saham dan obligasi. Aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan akan digunakan dalam operasinya untuk mencapai tujuan perusahaan. Kemampuan perusahaan mengelola aktiva tersebut sangat menentukan kemampuan perusahaan memperoleh laba yang diinginkan.
Pengambilan keputusan yang keliru dalam investasi aktiva tersebut berakibat terganggunya pencapaian tujuan perusahaan. Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi ini merupakan keputusan yang paling penting, Hal ini karena keputusan investasi ini berpengaruh secara langsung terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu yang akan datang. Rentabilitas investasi (return on investment) merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba yang dihasilkan dari suatu investasi.
Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan dilakukan dengan beberapa langkah.
1)      Manajer keuangan perlu menetapkan berapa aset secara keseluruhan (total assets) yang diperlukan dalam perusahaan.
2)      Dari aset yang diperlukan perlu ditetapkan komposisi dari aset-aset tersebut yaitu berapa jumlah aktiva lancar (current assets) dan berapa jumlah aktiva tetap (fixed assets). Aktiva lancar dirinci lagi menjadi berapa jumlah kas, piutang dan persediaan. Aktiva tetap dirinci lagi misalnya berapa jumlah alat kantor, kendaraan, mesin, gedung dan tanah.
3)      Unfuk mencapai pemanfaatan aset secara optimal maka aset-aset yang tidak ekonomis lagi perlu dikurangi, dihilangkan atau diganti dengan aset yang baru.

2.      Keputusan Pendanaan (Financing Decision)

Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal:

a.       keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi. Sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri.
b.      penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal yang optimum. Struktur modal optimum merupakan perimbangan hutang jangka panjang dan modal sendiri dengan biaya modal rata-rata minimal. Oleh karena itu, perlu ditetapkan apakah perusahaan menggunakan sumber modal ekstern yang berasal dari hutang dengan menerbitkan obligasi, atau menggunakan modal sendiri dengan menerbitkan saham baru sehingga beban biaya modal yang ditanggung perusahaan minimal. Kekeliruan dalam pengambilan keputusan pendanaan ini akan berakibat biaya yang ditanggung tidak minimal.
Biaya modal berupa bunga lebih mudah ditetapkan karena sifatnya akan tetap selama umur hutang (obligasi). Sedangkan penentuan tentang dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham memerlukan kebijakan (policy) tersendiri. Perlu ditambahkan bahwa kebijakan dividen (dividend policy) harus dianggap sebagai bagian terpadu dari keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) atau rasio antara dividen  yang dibayarkan dibanding laba yang diperoleh, menentukan jumlah laba yang dapat ditahan (retained earning). Semakin besar laba ditahan berarti semakin kecil dana yang tersedia untuk pembayaran dividen. Sebaliknya, semakin kecil laba yang ditahan maka semakin besar laba yang dibagi untuk pembayaran dividen.

3.       Keputusan Pengelolaan Aset (Assets Management Decision)

Manajer keuangan yang konservatif akan mengalokasikan dananya sesuai dengan jangka waktu aset yang didanai. Misalnya aktiva lancar akan didanai dari hutang lancar yang jangka waktunya lebih panjang dari  usia aktiva lancar dan sebagian hutang jangka panjang.
Aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti tanah akan dibiayai dengan modal sendiri dan laba perusahaan atau laba ditahan, sedangkan aset yang disusutkan seperti bangunan dan mesin serta peralatan dapat dibiayai dengan hutang jangka panjang dan modal sendiri.
Hutang  jangka panjang yang digunakan untuk membiayai aktiva yang disusutkan tersebut jangka waktu pengembaliannya lebih panjang dari umur  ekonomis aktiva yang dibiayai. Hal ini untuk mengurangi resiko kegagalan dalam pengembalian hutang perusahaan.


E.   Tujuan Perusahaan dan Fungsi Manajemen Keuangan Dalam Organisasi

1.      Tujuan perusahaan
Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada pendapat yang menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah:
a)      Untuk mencapai  keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya, Pendapat ini menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah mencapai laba sebesarbesarnya atau mencapai laba maksimal mengindung konsep bahwa perusahaan harus melakukan kegiatannya secara efektif dan efisien. Eiektif berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai, sedangkan efisien berkenaan dengan biaya yang seminimal  mungkin untuk mencapai tujuan tersebut' Konsep laba merupakan konsep yang menghubungkan antara pendapatan atau penghasilan yang diperoleh oleh perusahaan-di Jatu pihak, dan biaya yang harus ditanggung atau dikeluarkan di pihak lain. Perusahaan berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan. Di sisi lain perusahaan menekan biaya sekecil mungkin sehingga konsep efisiensi tercapai. Jika pendapatan diperoleh secara maksimal dan biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin, maka akan tercapai laba yang maksimal.
b)      Ingin memakmurkan pemilik perusahaan. atau para pemilik saham, Pendapat kedua ini mengungkapkan bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memakmurkan pemilik perusahaan sangat erat hubungannya dengan kemampuan  perusahaan memperoleh laba. Pemilik perusahaan adalah pemilik yang  menanamkan dananya di perusahaan (investor). Bagi perusahaan yang berbentuk perseorang Terbatas (PT), maka pemilik perusahaan adalah mereka yang memiliki saham PT tersebut. Jika perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) telah go public, maka pemilik perusahaan adalah masyarakat luas yang memiliki saham perusahaan yang bersangkutan. Tujuan memiliki saham suatu perusahaan antara lain adalah ingin memproleh  dividen. Dividen akan dibagi oleh emiten apabila perusahaan tersebut memperoleh laba. Laba (dalam hal ini adalah laba setelah pajak) tersebut sebagian dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang sahamdan sebagian lain ditahan di perusahaan (disebut laba ditahan). apabila laba yang diperoleh kecil, maka dividen yang akan dibagikan juga kecil. Oleh karena itu agar para pemegang saham dapat menikmati dividen yang besar, maka manajemen perusahaan juga akan berusaha untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya guna meningkatkan kemampuan membayar dividen. Dengan demikian, diperolehnya laba yang maksimal diharapkan kemakmuran pemilik perusahaan akan maksimal
c)      Memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya.  Konsep tujuan perusahaan yang ketiga yakni memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat menunjukkan nilai aset yang dimiliki perusahaan seperti surat-surat berharga.  Saham merupakan salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan. Tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten. Salah satu factor yang mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan membayar dividen. Nilai perusahaan dapat dilihat dari besarnya kemampuan perusahaan membayar dividen. Besarnya dividen ini akan mempengaruhi harga sahamnya. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya bila dividen yang dibayarkan kecil maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah, sehingga nilai perusahaan rendah. Kemampuan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang besar, maka kemampuan membayar dividen juga besar. Oleh karena itu, dengan dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan.

2.      Fungsi Manajemen Keuangan Dalam Organisasi

Fungsi pokok manajemen keuangan antara lain menyangkut keputusan tentang penanaman modal, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen pada suatu perusahaan.tugas pokok Manajer keuangan adalah merencanakan untuk memperoleh dana menggunakan dana tersebut untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat aspek, yaitu:
a.       Aspek yang pertama yaitu dalam perencanaan dan prakiraan, di mana manajer keuanagan harus bekerja sama dengan para manajer yang ikut bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan.
b.      Aspek yang kedua, manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi dan pembiayaannya, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
c.        Aspek yang ketiga, manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manjer lain diperusahaan agar perusahaan dapat beropersi seefisien mungkin.
d.      Aspek yang keempat menyangkut penggunaan pasar uang dan pasar modal.
Dari keempat aspek tersebut di atas disimpulkan bahwa tugas pokok manajer keuanngan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan yang akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Adapun fungsi manajemen keuangan yaitu:
a.       Perencanaan Keuangan
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
b.      Penganggaran Keuangan
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
c.       Pengelolaan Keuangan
Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
d.      Pencarian Keuangan
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
e.       Penyimpanan Keuangan
Mengumpulkan dana perusahaan dserta menyimpan data tersebut dengan aman.
f.       Pengendalian Keuangan
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
g.      Pemeriksaan Keuangan
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.

F.    Perkembangan Teori Keuangan

Seperti teori-teori lainnya, teori keuangan juga mengalami perkembangan. Perkembangan teori keuangan sejak dikenal tahun 1900 sampai abad dua puluh satu ini tidak begitu pesat.
Perkembangan tersebut umumnya merupakan penyempurnaan dan pendalaman serta perluasan analisis dari teori yang ada. Perkembangan teori keuangan tersebut adalah :
 
1)      Teori Pasar Modar Efisien (Efficient capital Market theory)
            Asumsi penting dalam teori keuangan adalah asumsi pasar modal yang efisien.
Efisiensi pasar modal ini bukan efisien dalam arti administrasi keuangan , tetapi efisiensi yang dimaksud adalah efisien secara informasional . Artinya bahwa harga-harga sekuritas yang ada di pasar modal mencerminkan informasi relevan yang mempengaruhi harga skuritas tersebut.
Efisiensi pasar modal ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
a)      Tidak ada biaya transaksi baik transaksi pembelian maupun penjualan;
b)      Tidak ada pajak;
c)      Pasar bersifat persaingan sempurna, artinya banyak pembelian maupun penjualan;
d)     Pembelian maupun penjualan bertindak sebagai price maket (penentu harga);
e)      Baik individu maupun perusahaan memiliki akses yang sama ke pasar modal;
f)       Informasi yang berhubungan dengan pasar modal tersedia untuk semua pelaku pasar dan mereka memiliki harapan yang sama;
g)      Tidak ada biaya yang berkaitan dengan financial distress;

            Asumsi tersebut di atas mengacu suatu hipotesis yaitu hipotesis pasar efisien (efficient market hypothesis, EMH). Telah dikemukakan bahwa pengertian efisien di sini adalah fisien secara informasional (informational effciency) bukan efisien secara operasional (operational fficiency).
Untuk mencapai kondisi yang efisien secara informasional ini ada 4 syarat yang diperlukan, yaitu:
a)      Informasi harus dapat diperoleh tanpa biaya dan tersedia bagi semua pelaku pasar modal pada saat yang sama. Artinya, informasi yang ada kaitannya dengan pasar modal harus dapat diterima oleh semua pelaku pasar modal secara merata pada waktu yang sama.Tidak ada investor yang menerima informasi tersebut lebih cepat atau lebih lambat dari investor lainnya.
b)      Pelaku pasar modal secara individu tidak dapat dan tidak mampu mempengaruhi harga saham.
c)      Semua pelaku pasar modal bertindak secara rasional. Artinya para pelaku pasar modal tersebut bertujuan untuk memaksimumkan nilai harapan yang ingin dicapai, misalnya ingin memaksimumkan return yang diharapkan.
d)     Tidak ada biaya transaksi, pajak, dan hambatan-hambatan transaksi lainnya.

Efisiensi pasar modal dapat dibagi menjadi 3 bentuk efisiensi, yairu:

a)      Efisisensi bentuk lemah (weak-form efficiency). Efisiensi bentuk lemah menunjukkan bahwa harga saham di masa datang tidak dapat diprediksi hanya menggunakan data harga saham yang lalu. Pergerakan harga saham bersifat random (acak), sehingga tidak dapat diprediksi hanya menggunakan data harga historis. Apabila harga saham yang akan datang dapat diprediksi hanya menggunakan data harga saham masa lalu, maka pasar modal tersebut belum efisien dalam bentuk lemah.
b)      Efisisensi bentuk setengah kuat (semi strong-form efficiency). Efisiensi bentuk setengah kuat menunjukkan bahwa harga saham yang terjadi merefleksikan atas informasi yang dipublikasikan.
c)      Efisiensi bentuk kuat (strong-form fficiency). Efisiensi bentuk kuat menunjukkan bahwa harga saham yang terjadi merefleksikan informasi yang dipublikasikan maupun  informasi yang tidak dipublikasikan.

2)      Teori Struktur Modal (Capital Structure Theory)
Struktur modal merupakan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Teori mengenai struktur modal pertama kali dikenalkan oleh Francisco Modigliani dan Merton Miller (biasa disingkat: MM) tahun 1958. Modigliani dan mliller mempublikasikan teori struktur modal ini dalam hubungannya dengan kemarnpuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa yang akan datang (future earning). Mereka mengemukakan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba di masa datang tidak dipengaruhi oleh besarnya struktur modal (dengan asumsi tidak ada pajak). Jika teori ini benar maka manajer keuangan tidak perlu memikirkan perencanaan besarnya struktur modal karena tidak berpengaruh .terhadap kemampuan perusahaan memperoleh laba.
Kemampuan memperoleh laba ini nantinya akan mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Jika kemampuan laba tinggi maka harga saham akan naik. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan pula bahwa besarnya struktur modal tidak relevan mempengaruhi tinggi rendahnya harga saham. Teori struktur modal ini terus berkembang berkenaan dengan usaha perusahaan untuk menghasilkan laba yang diperoleh dari penggunaan modal.Pada tahun 1963, Modigliani-Miller mempublikasikan teorinya yangkedua tentang struktur modal dengan memperhatikan pajak.
Adanya pajak maka nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham dipengaruhi oleh struktur modal dengan memperhatikan pajak. Adanya pajak maka nilai perusahaan akan tercermin pada harga saham dipengaruhi oleh struktur modal. Semakin besar (banyak) hutang yang digunakan maka semakin tinggi nilai perusahaan yang berarti semakin tinggi harga sahamnya. Alasannya adalah bunga hutang yang dibayarkan dapat mengurangi pajak yang dibayar oleh perusahaan. Penghematan pajak ini merupakan keuntungan pemegang saham, sehingga nilai perusahaan meningkat yang tercermin pada meningkatn harga saham.

3)      Teori Dividen (Dividend Theory)
Telah dijelaskan di muka, bahwa. menurut Modigliani-Miller dengan asumsi pasar modal efisien dan tidak ada pajak, kebijakan dividen tidak relevan dengan konsep nilai perusahaan (harga saham). Hal ini disebabkan setiap rupiah yang dibayarkan  perusahaan sebagai dividen mengharuskan perusahaan mengeluarkan saham baru. Sebagai akibat emisi saham baru itu maka nilai sekarang dari penerimaan pemegang saham lama menjadi semakin kecil.  Ini artinya pembagian dividen tidak mempengaruhi tingkat kemakmurannya. Dengan kata lain, bagi pemegang saham akan sama saja apakah menerima pembayaran dividen sekarang atau capital gain di masa datang. Dengan asumsi pasar modal yang efisien maka nilai perusahaan hanya dipengaruhi oleh keputusan penganggaran modal (Copital Budgeting Decision).   Keputusan pengganggaran modal tersebut nantinya akan mmpengaruhi  aliran kas dan tingkat risiko di masa datang. Risiko merupakan penentu aliran kas di masa dating karena keadaan yang akan datang penuh ketidakpastian. Hasil yang telah direncanakan kemungkinan tidak tercapai. Kemungkinan menyimpangnya hasil dari rencana yang telah ditetapkan inilah sebagai risiko yang harus diperkirakan sebelumnya.

4)      Teori Diskonto Aliran Kas (Cash flow Discounted Theory)
Teori ini mendasarkan diri pada konsep nilai waktu dari uang (time valtre of money). Aliran kas yang akan diterima pada masa depan dapat dinilai sekarang menggunakan factor diskonto. Faktor diskonto ini misalnya berupa bunga. Proses penilaian aliran kas di masa depan tersebut dinamakan pendiskontoan aliran kas (cash flow discounted). Pendiskontoan kas ini dimaksudkan untuk menilai aliran kas di masa depan yang dinilai sekarang (present value).

Proses pendiskontoan aliran kas ini dibagi menjadi 4 tahap yaitu:
a)      Perkiraan (estimasi) aliran kas di masa yang akan dating;
b)      Penilaian risiko aliran kas di masa yang akan datang;
c)      Menganalisis penilaian risiko dihubungkan dengan aliran kas;
d)     Penentuan nilai sekarang dari aliran kas (present varue of cashflow)

Pendiskontoan aliran kas ini penting untuk menetapkan suatu tingkat diskonto atau bunga yang akan digunakan untuk menilai aliran kas yang akan datang jika dinilai saat ini.
Tingkat diskonto yang akan digunakan tersebut harus mencerminkan tingkat risiko aliran kas, tingkat keuntungan ekonomi (return) dari investasi yang dilaksanakan dan priode  aliran kas (jangka waktu suatu investasi).

5)      Teori Agen (Agent Theory)
Sekali lagi bahwa, tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran para pemegang saham yang diterjemahkan sebagai memaksimumkan harga saham. Dalam kenyataannya tidak jarang manajer perusahaan memiliki tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama tersebut. Karena manajer diangkat oleh pemegang  saham idealnya mereka bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemegang saham. Namun dalam praktek sering terjadi konflik antara kedua pihak tersebut yang dinamakan  agency problem.  Agency problem ini dapat muncul antara manajer dan pemegang saham atau antara kreditur dan pemegang saham. Dalam perusahaan besar agency problem sangat potensial terjadi karena proporsi kepemilikan perusahaan oleh manajer relatif kecil. Tidak jarang tindakan manajer bukannya memakmurkan pemegang saham, melainkan memperbesar skala perusahaan dengan cara ekspansi atau membeli perusahaan lain. Motif utamanya adalah untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain. Konflik lain yang potensial terjadi dalam perusahaan besar adalah antara pemegang saham dan kreditur.Kreditur memiliki hak atas sebagian laba dan sebagian aset perusahaan terutama dalam kasus kebangkrutan. Sementara itu pemegang saham memegang pengendalian perusahaan yang sangat menentukan profitabilitas dan risiko perusahaan

6)      Teori lnformasi Asimetrik (Asymetric Informatian Theory)
Kita tahu bahwa manajer perusahaan pastilah lebih mengetahui tentang informasi berkaitan dengan kondisi dan prospek perusahaan dibanding dengan investor atau analis.
Kondisi seperti ini disebut asymetric information Artinya antara manajer dan pemilik mempunyai informasi yang berbeda tentang perusahaan. Dalam kasus ini, mungkin saja manajer perusahaan percaya bahwa saham perusahaan dalam keadaan undervalued atau overvalued Hal itu tergantung apakah informasi tersebut menguntungkan atau tidak bagi perusahaan. Dampak yang mungkin muncul dengan adanya asymetric information adalah timbulnya kegagalan pasar. Misalnya saja kita akan membeli komputer bekas. Pada pasar komputer bekas ini penjual biasanya memiliki informasi yang lebih baik daripada pembeli atau terdapat asymetric information atas calon penjual dan pembeli. Akibatnya, pembeli yang memperoleh informasi kurang lengkap dibanding penjual kemungkinan akan
mendapatkan harga yang tidak seharusnya dibayar atau kualitas barang yang tidak sesuai dengan harganya.

7)      Teori  Portopolio (Portfolio Theory)
Tokoh yang terkenal dengan teori portofolionya adalah Harry Markowitz, Dia pernah memperoleh hadiah Nobel di bidang ekonomi tahun 1990. Teori  Portopolio menyatakan bahwa risiko dapat dikurangi dengan cara mengkombinasikan aset ke dalam suatu portopolio.
Investor dapat mengurangi risiko atas investasinya dengan  dengan cara menanamkan dananya pada berbagai saham di berbagai pasar saham atau berbagai saham di suatu pasar saham (bursa).
Hal ini karena risiko aset secara individu akan lebih besar dari pada risiko portopolio. Namon teori ini belum menyebutkan secara jelas hubungan antara hasil (return) dengan risiko investasi.
Oleh karena itu teori ini disempurnakan oleh William Sharpe dengan mengembangkan teori keseimbangan yang menghubungkan antara risiko dan hasil

8)      Teori Opsi (Option Theory)
Opsi merupakan suatu hak untuk menjual dan membeli suatu asset dengan harga tertentu selama jangka waktu tertentu. Perdagangan opsi di Amerika telah berkembang sejak tahun 1800-an. Suatu model penilaian opsi telah diperkenalkan pada tahun 1973 oleh FisherBlack dan Myron Scholes. Model tersebut kemudian dikenal dengan Black-Scholes  option Pricing Model. Namun demikian, walau sudah agak lama teori ini berkembang tetapi sampai saat ini belum dianggap sebagai teori dalam manajemen keuangan. Hanya saja ada beberapa keputusan di bidang  keuangan yang dapat dianalisis dan dipahami lebih baik dengan menggunakan kerangka teori opsi ini.
Sebagai contoh, dalam perkara pembatalan sewa guna usaha (leasing) sebagai salah satu alternative pembiayaan perusahaan.  Pembatalan transaksi sewa guna usaha dapat dianalisis dengan kerangka teori opsi.
Begitu pula modal yang akan digunakan oleh perusahaan yang dapat berupa modal sendiri perusahaan (ekuitas perusahaan) atau memakai hutang  (leverage) dapat diperjual-belikan menggunakan teori opsi ini. 




BISNIS, PAJAK,  DAN LINGKUNGAN FINANSIAL

A.   Jenis-jenis Perusahaan

1.      Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah badan usaha kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara tententu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja / buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan, dan lain sebagainya.
ciri dan sifat perusahaan perseorangan :
·         Relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan
·         Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi
·         Tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi
·         Seluruh keuntungan dinikmati sendiri
·         Sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri
·         Keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih besar
·         Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup
·         Sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan
Kelebihan Perusahaan Perseorangan :
·         Aktivitas relatif sedikit dan sederhana sehingga organisasinya relatif mudah.
·         Biaya organisasi rendah.
·         Tidak memerlukan izin pendirian
·         Pendirian dan pembubarannya mudah karena tidak memerlukan formalitas.
·         Seluruh keuntungan yang diperoleh menjadi hak pemilik.
·         Manajemen relatif fleksibel.
                                                         
Kekurangan Perusahaan Perseorangan :
·         Tanggung jawab pemilik tidak terbatas.
·         Apabila kekayaan perusahaan tidak dapat menutup utang perusahaan, maka kekayaan pribadi menjadi jaminan untuk menutup kekurangan pembayaran utang perusahaan tersebut.
·         Status hukumnya bukan bukan badan hukum.
·         Kemampuan investasi terbatas sehingga besar atau luas usaha juga terbatas.
·         Apabila pemilik perusahaan meninggal dunia atau tidak dapat aktif untuk waktu yang cukup lama maka kegiatan perusahaan akan terhenti.
·         Kemampuan manajerial yang terbatas.
·         Kontinuitas yang tidak terjamin

2.      Perusahaan Persekutan (firma)
Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan satu nama untuk bersama di mana tanggung jawab anggota tak terbatas terhadap resiko dan hutang perusahaan dengan jaminan seluruh harta kekayaan yang dimiliki oleh masing-masing anggota tetapi jika mendapat keuntungan atau rugi juga akan dibagi bersama. Sedangkan menurut undang-undang Hukum Dagang (Wetbook Van Koophandel) pasal 16,firma didefinisikan sebagai suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan dibawah nama.
Ciri dan sifat firma :
·         Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta pribadi.
·         Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin
·         Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang lainnya.
·         Keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup
·         Seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma
·         Pendiriannya tidak memelukan akte pendirian
·         Mudah memperoleh kredit usaha
Kelebihan perusahan persekutuan (firma) adalah:
·         Modal tersedia lebih banyak.
·         Meningkatkan kepercayaan kreditor.
·         Keahlian dan keterampilan bertambah.
·         Adanya kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang.
Kekurangan perusahan persekutuan (firma) adalah:
·         Tanggung jawab yang tidak terbatas.
·         Umur yang terbatas.
·         Lemahnya pengendalian.

3.      Persekutuan Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer (CV) adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk oleh satu orang atau lebih sebagai pihak yang bertanggung jawab renteng (solider) dan satu orang atau lebih sebagai pihak lain yang mempercayakan uangnya.
Ciri dan sifat cv :
·         Sulit untuk menarik modal yang telah disetor
·         Modal besar karena didirikan banyak pihak
·         mendapatkan kridit pinjaman
·         Ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang pasif tinggal menunggu keuntungan
·         Relatif mudah untuk didirikan
·         Kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu
Kelebihan persekutuan komanditer adalah:
·         Pendiriannya mudah.
·         Jumlah sumber dana yang ada besar.
·         Manajemen baik karena bisa diversifikasi.
·         Kemampuan mempunyai kredit sama besar sehingga kesempatan untuk berkembang juga besar.
Kelemahan persekutuan komanditer adalah:
·         Sulit untuk menarik dana terutama pada perusahaan yang kurang bonafid.
·         Anggota persekutuan selain General Partner tidak mempunyai hak suara.
·         Kelangsungan hidup tidak menentu.

4.      Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas secara hukum dianggap sebagai suatu badan hukum,terpisah dari individu-individu yang memilikinya. Dalam pengertiannya, Perseroan Terbatas (PT) merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi atas saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang serta peraturan pelaksanaannya. Biasanya izin pendirian PT akan diberikan sepanjang PT tersebut tidak bertentangan dalam Undang-undang ketertiban umum dan kesusilaan yang ada.
Ciri dan sifat PT:
·         Kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi
·         Modal dan ukuran perusahaan besar
·         Kelangsungan hidup perusahaan pt ada di tangan pemilik saham
·         Dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham
·         Kepemilikan mudah berpindah tangan
·         Mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai
·         Keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk dividen
·         Kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham
·         Sulit untuk membubarkan PT
·         Pajak berganda pada pajak penghasilan / pph dan pajak deviden
Kelebihan perseroan terbatas adalah :
·         Adanya tanggung jawab atas utang yang terbatas, di mana tanggung jawab utang yang harus dibayar hanya terbatas atas jumlah saham yang dimiliki.
·         Adanya kemungkinan untuk memperjualbelikan saham yang dimilikinya.
·         Umumnya memiliki jangka waktu operasi yang tidak terbatas.
·         Relatif lebih mudah untuk memperoleh pinjaman dengan nilai nominal yang besar untuk jangka waktu panjang dan tingkat bunga yang rendah.
·         Adanya kemungkinan untuk alih teknologi dan ilmu di mana para pemegang saham dapat dengan mudah menyewa tenaga manajemen professional untuk menjalankan perusahaan yang ada.
Kekurangan perseroan terbatas adalah :
·         Keterbatasan dalam jenis-jenis bidang usaha yang akan dijalankan; di mana umumnya bidang-bidang usaha yang dijalankan oleh PT ditentukan oleh izin yang dikeluarkan serta peraturan-peraturan yang berlaku.
·         Adanya perbedaan kepentingan di dalam menjalankan PT; di mana terkadang pemilik saham minoritas dikalahkan oleh kepentingan pemilik saham mayoritas.
·         Adanya kewajiban-kewajiban untuk membuat laporan ke berbagai pihak.
·         Biaya yang tidak sedikit untuk mendirikan PT.
·         Adanya sistem pajak yang menyebabkan seorang pemegang saham membayar pajak ganda yaitu pajak atas PT itu sendiri, dividen yang diterima serta paja individunya.

5.      BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
BUMN adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun dan bergerak dalam bidang usaha apapun yang sebagian atau seluruh modalnya merupakan kekayaan negara, kecuali ditentukan lain berdasarkan undang-undang.
Berikut beberapa macam bentuk BUMN :
a)      Perusahaan Umum (Perum) adalah bentuk BUMN yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umum.
b)      Perusahaan Terbatas Negara (Persero) adalah bentuk BUMN yang mengikutsertakan pihak swasta dalam penanaman untuk modal usaha.
c)      Perusahaan Negara Jawatan (Perjan) adalah bentuk BUMN yang merupakan bagian dari Departemen/Direktorat Jendral, yang menganut hukum publik yang keseluruhan karyawannya berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
d)     Perusahaan Daerah (Perda) adalah bentuk BUMD yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah yang dipisahkan dari kekayaan daerah, dan keuntungannya dipakai untuk pembangunan daerah.
Ciri-ciri utama BUMN adalah:
·         Tujuan utama usaha adalah melayani kepentingan umum sekaligus untuk mencari keuntungan.
·         Berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan undang-undang
·         Pada umumnya bergerak pada bidang jasa-jasa vital.
·         Mempunyai nama dan kekayaan sendiri serta bebas bergerak untuk mengikat suatu perjanjian, kontrak serta hubungan-hubungan dengan pihak lain.
·         Dapat dituntut dan menuntut, sesuai dengan ayat dan pasal dalam hukum perdata.
·         Seluruh atau sebagian modalnya dimiliki negara serta dapat memperoleh pinjaman dalam dan luar negeri atau dari masyarakat dalam bentuk obligasi.
·         Pada prinsipnya secara finansial harus dapat berdiri sendiri.
·         Setiap tahun perusahaan menyusun laporan tahunan yang memuat neraca dan laporan rugi-laba untuk disampaikan kepada yang berkepentingan (pemerintah dan swasta).
BUMN/BUMD memiliki Kelebihan-Kelebihan yaitu :
·         Seluruh keuntungan BUMN/BUMD menjadi keuntungan negara/daerah.
·         Menyediakan jasa-jasa bagi masyarakat.
·         Merupakan sarana untuk melaksanakan pembangunan.
BUMN/BUMD  juga memiliki Kekurangan-Kekurangan yaitu :
·         Pengelolaan BUMN/BUMD sangat ditentukan oleh kemampuan keuangan negara/daerah.
·         Sejumlah besar aturan (birokrasi) dapat menghambat pengembangan BUMN/BUMD.
·         Pengelolaan BUMN/BUMD secara ekonomis sulit untuk dipertanggung-jawabkan

B.   Lingkungan Perpajakan
Hukum perpajakan yang deterapkan dalam suatu Negara berpengaruh terhadap manajer keuangan dalam mengambil keputusan.
Hukum pajak yang akan diuraikan disini adalah hal-hal yang terkait dengan:
1.      Pajak penghasilan
Pajak Penghasilan badan Usaha Di Indonesia didasarkan suatu struktur bertingkat:
·         Penghasilan kena pajak suatu badan usaha adalah pendapatan dikurangi semua biaya yang diperoleh dan diakui oleh UU perpajakan.
·         Tingkat pajak adalah sebesar persentase tertentu dari penghasilan kena pajak yang harus dibayar dalam bentuk pajak.
·         Tingkat  pajak marjinal adalah tingkat pajak yang dikenakan terhadap tingkat penghasilan pajak tertentu, misalnya tambahan penghasilan di atas jumlah tertentu.
·         Berdasarkan pasal UU 10 tahun 1994 ( UU PPh 1995 pasal 17) , besarnya tarif yang berlaku di Indonesia.

Apa definisi dari Pajak Penghasilan (PPh)? Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan.
Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan terhadap orang pribadi dan badan, berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak.
2.      Siapa saja yang menjadi subjek Pajak Penghasilan (PPh)?
Menurut UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Subjek PPh meliputi :
·         Orang pribadi
·         Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak
·         Badan
Badan merupakan sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik Negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
·         Bentuk usaha tetap (BUT).
BUT adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa: tempat manajemen perusahaan, cabang perusahaan, kantor perwakilan, pabrik, gudang, dll.

C.   Depresiasi dan Metode

Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda.
Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan. Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:
o   Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
o   Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari setahun.
o   Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran, usang, atau mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
o   Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.
Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:
1.      nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut.
2.      tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.
Depresiasi merupakan komponen penting dalam analisis ekonomi teknik, karena:
o   Dapat dipergunakan untuk mengetahui nilai suatu asset sesuai dengan waktu.
o   Dapat dipergunakan untuk mengalokasikan depresiasi (accounting depreciation) nilai asset tersebut. Pengalokasian tersebut dipergunakan untuk menjamin bahwa asset yang telah diinvestasikan dapat diperoleh kembali setelah masa layannya selesai.
3.      Dengan depresiasi dapat dipergunakan untuk pengurangan pengenaan pajak dengan jalan bahwa asset yang diinvestasikan diperhitungkan sebagai biaya produksi, sehingga hal ini berkaitan dengan pajak.

METODE PERHITUNGAN DEPRESIASI

Metode penghitungan depresiasi ada 4 :
a)      Metode Garis Lurus

Dalam metode garis lurus maka nilai terdepresi / nilai yang didepresiasikan dari sebuah aktiva dibagi rata sepanjang taksiran umur manfaat aktiva tersebut.
Depresiasi=( Nilai Aktiva – Residu ) / Taksiran Umur Manfaat
Contoh :
Namun bagi anda yang ingin menghitung penyusutan harta yang telah berjalan (pembelian terdahulu), caranya adalah sbb :
o   Hitung terlebih dahulu besarnya penyusutan per bulan
o   Kalikan nilai penyusutan per bulan dg banyaknya bulan yg sudah berjalan, sehingga didapat akumulasi penyusutannya

b)      Metode Unit Produksi

Dalam metode ini nilai depresiasi tergantung kepada banyaknya produksi yang sudah dihasilkan oleh aktiva tersebut ( biasanya berupa mesin produksi ). Semakin banyak produksi yang dihasilkan oleh mesin tersebut maka akan semakin banyak pula depresiasinya.
Depresiasi =( Produksi yang dihasilkan / Taksiran Kemampuan Berproduksi ) x Nilai Terdepresi

c)      Metode Saldo Menurun Ganda

Metode ini tidak memperhitungkan adanya nilai sisa / residu. Depresiasi tiap periode menggunakan prosentasi yang sama akan tetapi menghasilkan nilai yang berbeda karena nilai depresiasi pertama mengurangi nilai aktiva pada periode kedua dan seterusnya. Artinya nilai aktiva setiap periode selalu berbeda karena nilai aktiva menurun.
Prosentasi Depresiasi =( 100% / taksiran umur manfaat )x2
Depresiasi Periode 1= Prosentase Depresiasi xNilai Aktiva Periode 1
DEpresiasi Periode 2 =Prosentase Depresiasi x Nilai Aktiva Periode2. Dimana nilai aktiva periode 2 adalah nilai aktiva awal dikurangi nilai depresiasi periode 1.

d)     Metode Jumlah Angka Tahun

Dalam metode ini depresiasi pada periode pertama jumlahnya paling besar dan dan pada periode terakhir depresiasinya paling kecil. Jadi depresiasi setiap periode berkurang sesuai dengan jumlah angka tahun taksiran umur manfaatnya. Jika taksiran umur manfaat n tahun maka cara menghitungnya adalah
S = n(n+1)/2
Depresiasi tahun 1 =( n / S ) x Nilai Terdepresi
Depresiasi tahun 2=( ( n-1 )/ S ) x Nilai Terdepresi
Depresiasi tahun 3=( ( n-2 ) / S ) x Nilai Terdepresi
Seterusnya sampai habis taksiran umur manfaatnya.

D.   Lingkungan Keuangan
A.     Pasar Keuangan
Pasar keuangan menyediakan forum di mana penyedia dana dan pencari dana dapat melakukan transaksi bisnis secara langsung .Ada tiga alternative yang bisa dilakukan oleh penyedia dana :
o   menyalurkan dana nya kelembaga keuangan missal bank     
o   menyalurkan dananya langsung kepeminta dana,ini juga disebut direct placement.
o   menyalurkan dana lebihnya kepasar modal dengan membeli berbagai sekuritas disana
Ada tiga juga alternative yang dapat dilakukan pemintaan dana :
o   meminjam kelembaga keuangan
o   peminta dana mencari langsung para penyedia dana .
o   peminta dana dapat datang langsung ke pasar modal .

B.     Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan atau tagihan dibandingkan asset non financial atau asset riil.
Klasifikasi lembaga keuangan atau pengelompokan lembaga keuangan secara umum adalah pengelompokan lembaga keuangan berdasarkan kemampuanya dalam mengumpulkan danadari masyarakat .Atas dasar itu lembaga keuangan dibedakan dalam lembaga keuangan depositori dan non depositori.Lembaga keuangan depositori adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan seperti tabungan ,deposito berjangka dan lainnya . Lembaga keuangan non depositori adalah lembaga keuangan bukan bank .seperti perusahaan asuransi ,pensiun,perusahaan sekuritas,leasing ,modal ventura dan lain sebagainya.

1.      Bank
Bank menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankkan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998 .Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan ,dan menyalurkan nya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak .
2.      Asuransi
Pengertian asuransi menurut UU No.2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian .Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,dengan menerima preme asuransi ,untuk penggantian kepada tertanggung karena kerugian ,kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang muncul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau seseorang yang dipertanggungkan.
3.      Dana Pensiun
Dana pensiun sesuai dengan UU No .11 Tahun 1992 adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan progam yang menjanjikan manfaat pensiun bagi pesertanya .Sebagai lembaga keuangan yang berfungsi sebagai intermendiare atau perantara antara penyedia dana dan peminta dana ,dana pensiun menjual sekuritas sekundernya kepada penyedia dana yaitu progam progam pensiun yang ditawarkan dan membeli sekuritas primer yang di keluarka oleh peminta dana seperti obligasi dan saham yang doterbitkan oleh peminta dana .
4.      Perusahaan Sekuritas
Perusahaan sekuritas sebagai lembaga keuangan ikut berperan aktif menjalankan satu atau beberapa kegiatan sebagai lembaga penunjang dalam kegiatan pasar modal ,baik sebagai penjamin efek ,perantara pedagang efek ,manajer investasi maupun penasehat investasi
5.      Modal Ventura
Modal ventura yaitu suatu pembiayaan oleh suatu perusahaan kepada perusahaan pasangannya yang prinsip pembiayaannya adalah penyertaan modal .Perusahaan pasangan usahanya ,sedangkan perusahaan yang ikut penyertaan modal disebut perusahaan modal ventura .
6.      Leasing
Leasing atau sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi ( operating lease)untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala . Lessee adalah perusahaan yang memperolah pembiayaan dalam betuk barang modal dari lessor. Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal .
7.      Pasar Uang
Pasar uang adalah pasar yang menyediakan sarana pengalokasian dan pinjaman dana jangka pendek ,karena itu pasar uang merupakan pasar likuiditas primer .pasar uang dibutuhkan dalam sistem ekonomi karena banyak lembaga atau individu yang mengalami arus kas yang tidak seimbang .untuk mengatasi masalah tersebut suatu perusahaan meminjam di pasr uang atau lembaga keuangan yang memiliki surplus dana .namun keadaan dilapangan lembaga keuangan sama sering bertindak lebih dari satu sisi di pasar uang yaitu dalam waktu yang sama dapat bertindak sebagai peminta dana dan juga bertindak sebagai penyedia dana .
8.      Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar keuangan untuk dana dana jangka panjang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun .dalm arti sempit pasar modal adalah suatu tempat terorganisasi dimana efek efek diperdagangkan yang disebut dengan bursa efek .Bursa efek adalah suatu system terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung maupun dengan melalui wakil .
Lembaga penunjang pasar modal dapat dibagi menjadi dua yaitu lembaga penunjang yang yang menyediakan danya untuk pasar perdana /pasar primer dan lembaga penunjang yang memberikan jasanya pada pasar sekunder .pasar perdana atau pasar primer adalah penawaran langsung sekuritas dari emiten atau peminta dana kepada pemodal atau penyedia dana tanpa melalui bursa efek .
.


NILAI WAKTU TERHADAP UANG


A.   Pengertian Nilai Waktu Terhadap Uang
Nilai waktu terhadap uang adalah nilai uang dari beberapa waktu yang berbeda, yakni antara nilai uang dimasa depan atau nilai uang saat ini. Konsep nilai waktu uang di perlukan oleh manajer keuangan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan di pilih. Suatu jumlah uang tertentu yang di terima waktu yang akan datang jika di nilai sekarang maka jumlah uang tersebut harus di diskon dengan tingkat bunga tertentu (discountfactor). Tentunya hal ini akan sangat membantu kita dalam perencanaan-perencanaan dimasa mendatang. Banyak hal yang dapat kita perhitungkan menggunakan rumus-rumus dari perhitungan present value, future value, present anuity dan future anuity seperti merencanakan tabungan pendidikan untuk anak-anak dan tabungan masa depan.
Konsep nilai waktu dari uang adalah bahwa setiap individu berpendapat bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada nanti. Sejumlah uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun, kalau kita memperhatikan nilai waktu uang, maka nilainya akan lebih rendah pada akhir tahun depan. Jika kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, maka uang yang akan kita terima pada akhir tahun depan adalah sama nilainya yang kita miliki sekarang.
            Dari pengertian di atas kita dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa bahasan pokok yang harus kita mengerti sebelumnya untuk mengetahui materi lebih dalam lagi diantaranya Present Value, Future Value, Anuitas dan yang tidak kalah pentingnya adalah bunga yang digunakan dalam penentuan perhitungannya.

B.   Compounding And Interest
 BUNGA BERBUNGA (COMPOUND INTEREST)

Adalah bunga yg dibayarkan/dihasilkan dari bunga yg dihasilkan sebelumnya, sama seperti pokok yang dipinjam/dipinjamkan.

1.      Nilai Majemuk (coumpaund value / ending amount) dari sejumlah uang merupakan penjumlahan dari uang pada permulaan periode. (Modal Pokok + Bunga pada periode tersebut). Atau menghitung jumlah akhir pada akhir periode dari sejumlah uang yang dimiliki sekarang.

FV = Pv + I
FV = Pv + Pvi
FV0 = Pv(1+i)n
atau FVn = Pv(FVIFi,n)

2.      Nilai Sekarang (Present Value)
Menghitung nilai pada waktu sekarang jumlah uang yang baru akan dimiliki beberapa waktu kemudian

PV = FV / (1+i)n

3.      Nilai Majemuk dari Annuity
Anuity adalah deretan pembayaran dengan jumlah uang yang sama selama sejumlah tahun tertentu.
4.      Nilai Sekarang dari Annuity

C.   Nilai Compounding dari Uang

Periode Compounding/Discounting tidak tahunan
           Dapat harian, mingguan, bulanan, atau tengah tahunan.Semakin singkat periode compounding, semakin menguntungkan penabung atua investor, karena bunga segera diterima dan dapat diinvestasikan kembali.
FVn = PV (1 +kNom/m)m.n
Dimana:
kNom  = suku bunga nominal/tahun
m      = berapa kali bunga dibayar dalam 1 tahun
n       = periode (dalam tahun)
Untuk present value:
 



Effective Annual Rate (EAR)
Adalah suku bunga yg menghasilkan nilai yg sama dengan penggandaan (compounding) secara tahunan atau suku bunga tahunan yg benar-benar dinikmati oleh investor.
EAR = (1+kNom/m)m -1

D.   Present Value dari Annuity
Anuitas adalah suatu rangkaian penerimaan atau pembayaran tetap yang dilakukan secara berkala pada jangka waktu tertentu. Selain itu anuitas juga diartikan sebagai kontrak di mana perusahaan asuransi memberikan pembayaran secara berkala sebagai imbalan premi yang telah Anda bayar. Contohnya adalah bunga yang diterima dari obligasi atau dividen tunai dari suatu saham preferen.
1.      Anuitas biasa
anuitas yang pembayaran atau penerimaannya terjadi pada akhir periode. Berdasarkan tanggal pembayarannya, anuitas biasa dapat dibagi 3 bagian:
o   Ordinary annuity
o   Annuity due
o   Deferred annuity.
Rumus dasar future value anuitas biasa adalah sebagai berikut:
FVn = PMT1 + in – 1 i
Keterangan :
FVn = Future value (nilai masa depan dari anuitas pada akhir tahun ke-n)
PMT = Payment (pembayaran anuitas yang disimpan atau diterima pada setiap periode)
i = Interest rate (tingkat bunga atau diskonto tahunan)
n = Jumlah tahun akan berlangsungnya anuitas

Rumus dasar present value anuitas biasa adalah sebagai berikut:
PVn = FVn1 – 1 ( 1 + i ) n i
Keterangan:
PVn = Present value (nilai sekarang dari anuitas pada akhir tahun ke-n)

2.      Anuitas terhitung
Anuitas yang pembayarannya dilakukan pada setiap awal interval. Awal interval pertama merupakan perhitungan bunga yang pertama dan awal interval kedua merupakan perhitungan bunga kedua dan seterusnya.
Rumus dasar future value anuitas terhutang:
FVn = PMT ( FVIFAi,n ) ( 1 + i )

Rumus dasar present value anuitas terhutang:
PVn = PMT ( PVIFAi,n ) ( 1 + i )
3.      Nilai sekarang anuitas
Nilai Sekarang Anuitas adalah nilai hari ini dari pembayaran sejumlah dana tertentu yang dilakukan secara teratur selama waktu yang telah ditentukan. Dengan kata lain, jumlah yang harus anda tabung dengan tingkat bunga tertentu untuk mandapatkan sejumlah dana tertentu secara teratur dalam jangka waktu tertentu.

4.      Anuitas Abadi
Anuitas abadi adalah serangkaian pembayaran yang sama jumlahnya dan diharapkan akanberlangsung terus menerus.
PV (Anuitas Abadi) = Pembayaran = PMT

5.      Nilai sekarang dan seri pembayaran yang tidak rata
Dalam pengertian anuitas tercakup kata jumlah yang tetap, dengan kata lain anuitas adalah arus kas yang sama di setiap periode. Persamaan umum berikut ini bisa digunakan
untuk mencari nilai sekarang dari seri pembayaran yang tak rata:
Nilai sekarang anuitas abadi = pembayaran/tingkat diskonto = PMT/r

6.      Periode kemajemukan tengan tahunan atau periode lainnya
Bunga majemuk tahunan adalah proses aritmatika untuk menentukan nilai akhir dari arus khas atau serangkaian arus kas apabila suku bunga ditambahkan satu kali dalam setahun. Sedangkan bunga majemuk setengah tahunan adalah proses aritmatika untuk menentukan nilai akhir dari arus khas atau serangkaian arus kas apabila suku bunga ditambahkan dua kali dalam setahun.

7.      Amortisasi Pinjaman
Merupakan suatu pinjaman yang akan dibayarkan dalam periode yang sama panjangnya (bulanan, kuartalan, atau tahunan).
Digunakan untuk menghitung pembayaran pinjaman atau angsuran sampai jatuh tempo.
·         Dalam pembayaran angsuran terkandung : pembayaran cicilan hutang dan bunga.
·         Angsuran berupa pembayaran yang tetap seperti anuitas.
·         Pinjaman atau loan, diterima pada saat ini atau present value sehingga konsepnya menggunakan present value annuity (PVIFA).
·         Pembayaran angsuran dapat dilakukan di awal periode atau diakhir periode.
·         Formula dapat disesuaikan dengan antara annuity due atau ordinary annuity.
·         Pada saat jatuh tempo nilai saldo hutang sama dengan nol atau mendekati nilai nol.
·         Pembayaran bunga berdasarkan pada jumlah saldo pinjaman, sehingga bunga dapat semakin menurun.

E.   Aplikasi Nilai Waktu dari Uang

1.      Pinjaman Amortisasi
                  Bank CBA menawarkan pinjaman senilai Rp10 juta, yang bisa dicicil pertahun selama 10 tahun, tingkat bunga yang dibebankan adalah 10%. Jika cicilan tersebut jumlahnya sama setiap periodenya, berapa besarnya cicilan tersebut?
Persoalan di atas bisa dilihat sebagai persoalan present value annuity. Skema aliran kas tersebut bisa dilihat sbb:
Rp10 juta = X  ´  [ PVIFA 10%,10 ]  atau                                                    
X                                     X
Rp10 juta = -------------- + ……… + ---------------                                     
                     (1 + 0,1)10                     (1 + 0,1)1
                                                                                                                               
Table menunjukkan nilai PVIFA 10%,10 adalah 6,145.
Dengan demikian X bisa dicari:
X = Rp10 juta / 6,145 Rp 1.627.339                                   
Cicilan pertahun adalah Rp1.627.339 pertahun, yang akan dibayarkan selama 10 tahun.
2.      Present Value suatu Seri Pembayaran
                   Seorang Bapak sedang mempertimbangkan sebuah rumah. Harga rumah tersebut kalau dibayar tunai adalah Rp45 juta. Tetapi dia bisa membeli dengan kredit dengan cicilan jumlahnya 12 kali (12 tahun) yang dibayar pertahunnya sama. Uang muka yang harus dibayarkan adalah Rp10 juta. Apabila cicilan pertahunnya adalah Rp5 juta, berapa tingkat bunga yang ditawarkan kepada Bapak tersebut? 
                   Dengan menggunakan software Excel, r didapatkan yaitu 9,45%. Dengan demikian tingkat bunga yang ditawarkan kepada orang tersebut adalah 9,45% pertahun   
3.      Future Value Seri Pembayaran
                   Suatu keluarga mempunyai anak yang berumur 6 tahun. Sepuluh tahun mendatang anak tersebut diharapkan sudah memasuki perguruan tinggi. Pada saat itu harus ada dana sebesar Rp100 juta. Tingkat bunga saat ini 15%. Berapa uang yang harus ditaruh di bank setiap akhir tahun, jika ada 10 kali setoran?
Persoalan di atas bisa dituliskan sebagai berikut ini.
Rp100 juta  =  X (1 + 0,15)9  +  X (1 + 0,15)8  +  …… +  X (1 + 0,15)1  +  X
Rp100 juta  =  X . FVIFA (15%, 10)
Rp100 juta  =  X x 20,304
X  =  Rp100 juta / 20,304  =  Rp4,925 juta
4.      Present Value antara Dua Periode
Misal : kita akan menerima dana sebesar Rp1 juta mulai 21 tahun mendatang sampai pada akhir tahun ke 30. Berapa present value aliran kas tersebut, jika tingkat bunga yang relevan adalah 10%?
Jawab: Dengan menggunakan tabel PVIFA, terlihat bahwa tingkat bunga 10% untuk periode 30 adalah 9,427, sedangkan untuk periode 20 adalah 8,514. Karena kita membutuhkan PVIVA dari tahun 21 ke 30, maka kita mengurangkan 8,514 terhadap 9,427 (9,427 – 8,514 = 0,913). Present Value aliran kas tersebut adalah 0,913 × Rp1 juta = Rp913.000.



MODAL DAN JENIS-JENIS MODAL


A.   Defenisi Modal
Inti dasar dari suatu perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya adalah dengan adanya modal. Modal merupakan faktor produksi terpenting. Bagi perusahaan yang baru berdiri modal digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha sedangkan bagi perusahaan yang sudah berdiri lama modal digunakan untuk mengembangkan usaha dan memperluas pangsa pasar.
Penggunaan modal harus seoptimal mungkin yang diharapkan akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan.

Berikut dijelaskan beberapa pengertian modal :
1.      Menurut Prof. Bakker pengertian modal adalah :
Modal diartikan baik berupa berupa barang-barang konkret yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan perusahaan yang terdapat dineraca sebelah debit, maupun berupa berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang tercatat disebelah kredit.

2.      Menurut Bambang Riyanto (1998 : 10) Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan :
“Modal adalah hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya kemudian modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal”.
3.      Menurut Lawrence J. Gitman (1997 : 482 )
Capital is a long term funds of the firm; all items on the right hand side of the firm balance sheet excluding current liabillities.
4.      Menurut Drs. Moekijat ( 2000 : 63 ) dalam “ Kamus Manajemen”
“Ada banyak perumusan yang berlainan mengenai modal, biasanya modal dianggap terdiri dari uang tunai , kredit, hak membuat dan menjual sesuatu (paten), mesin-mesin dan gedung-gedung. Akan tetapi sering istilah tersebut dipergunakan untuk menyatakan hak milik total yang terdiri atas jumlah yang ditanam, surplus dan keuntungan-keuntungan yang tidak dibagi.”

B.   Sumber Penawaran Modal
Pada dasarnya sumber modal ditinjau dari asalnya dapat dibedakan menjadi sumber dana intern (internal sources) dan sumber ekstern (external sources).

1.      Sumber Intern

Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri didalam perusahaan. Menurut Ching F Lee dan Joseph E. Finnerty dalam bukunya “Corporate, Theory, Method, and Aplications” kebutuhan dana didapat dari :
Internal financing in volves the cash flow llevels of retained earning and depreciation expense generated by the firm (1990 : 395). 
Cara pembelanjaan dana disebut pembelanjaan dari dalam perusahaan atau internal financing. Sumber intern ini berupa keuntungan yang ditahan (retained net profit) dan diakumulasi penyusutan (accumulated depreciations).
Besarnya laba ditahan selain tergantung pada besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu, juga tergantung kepada “deviden policy” dan “plowing-back policy” yang dijalankan oleh perusahaan yang bersangkutan. Akumulasi penyusutan merupakan sejumlah dana yang disimpan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diperbaharui. Besarnya akumulasi penyusutan yang dibentuk dari depresiasi setiap tahunnya tergantung pada metode yang digunakan perusahaan yang bersangkutan, semakin besar jumlah akumulasi penyusutan semakin besar pula sumber intern dari dana yang dihasilkan dalam perusahaan tersebut.

2.      Sumber Ekstern

Sumber ekstern adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan. 
Masih menurut Chang F. Lee dan Joseph E. Finnerty selain dari internal financing juga didapat dari external financing yang pengertiannya adalah ::
External financing deals with the amount of new longterm and shotterm det of new equity issued by the firm as ssource of fund (1990 : 395)

Cara pembelanjaan dalam upaya pemenuhan kebutuhan ini dinamakan pembelanjaan dari luar perusahaan atau eksternal financing. Dana yang berasal dari sumber eksternal adalah dana para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan.
Modal yang berasal dari para kreditur adalah merupakan hutanng bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal ini disebelah modal asing atau pinjaman. Bentuk pembelanjaan yang menggunakan pinjaman tersebut disebut pembelanjaan dengan hutang (debt financing).
Dana yang berasal dari pemilik, peserta didalam perusahaan adalah merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan dan akan menjadi modal sendiri. Bentuk pembelanjaan dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik atau calon pemilik ini disebut pembelanjaan sendiri ( equity financing). Sumber dana ekstern dapat diperoleh dari Supplier, bank-bank dan pasar modal.

C.   Jenis Modal Sendiri
Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya.antara lain dari pengambil bagian, peserta atau pemilik.”
Modal sendiri selain berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam perusahaan sendiri, yaitu modal yang dihasilkan atau dibentuk sendiri dalam perusahaan.
Modal sendiri yang berasal dari sumber intern ialah dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan modal sendiri yang berasal dari luar perusahaan adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan.

Modal sendiri diantaranya :
a.       Modal saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perusahaan terbatas. Jenisa-jenis saham diantaranya saham biasa(commond stook), saham preferen (preferred stook), dan saham kumulatif preferen (cumulative preferred stook).

b.      Cadangan
Cadangan dibentuk dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan. Cadangan yang termasuk modal sendiri adalah cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs, dan cadangan umum. Adapun cadangan yang tidak termasuk kedalam modal sendiri adalah cadangan ddepresiasi, cadangan piutang ragu-ragu dan cadangan yang bersifat utang (cadangan untuk pensiun pegawai dan cadangan untuk membayar pajak).

c.       Laba ditahan
Keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai deviden dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Adanya laba yang memperbesar laba ditahan yang berarti akan memperbesar modal sendiri. Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa adanya saldo laba akan memperbesar modal sendiri dan adanya saldo kerugian akan memperkecil modal sendiri.


D.   Jenis Modal Asing
Pinjaman / utang

Menurut Bambang Riyanto ( 1998 : 227 ) dalam “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan” pengertian pinjaman yaitu :
               
“Pinjaman adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja didalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali “

Pinjaman ini terbagi tiga golongan yaitu :
  • Pinjaman / utang jangka pendek ( short-term debt ), yaitu yang jangka waktunya pendek, yaitu kurang dari satu tahun.
  • Pinjaman jangka menengah ( intermediate term debt ), yaitu yang jangka waktunya antara 1 sampai 10 tahun.
  • Pinjaman / utang jangka panjang ( long term debt ), yaitu yang jangka waktunya lebih dari 10 tahun.

1.      Pinjaman Jangka Pendek
Merupakan modal asing yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Sebagian besar utang jangka pendeek te rdiri dai kredit perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya. Adapun jenis dari pinjaman jangka pendek adalah :

a.       Rekening Koran
Yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dengan batas plafond tertentu dimana perusahaan mengambilnya tidak sekaligus melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan kebutuhannya.

b.      Kredit dari penjual
Merupakan kredit perniagaan dan kredit ini terjadi apabila penjualan dilakukan dengan kredit. Apabila penjualan dilakukan dengan kredit berarti bahwa penjual baru menerima pembelian harga dari barang yang dijualnya beberapa waktu kemudian setelah barang diserahkan. Selama waktu ini pembeli dikatakan menerima “kredit penjual” dari penjual dan selama waktu itu pula penjual memberikan kredit penjual kepada pembeli.

c.       Kredit dari pembeli
Merupakan kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok dari mentahnya atau barang lainnya. Disini pembeli membayar harga barang yang dibelinya lebih dahulu dan setelah beberapa waktu itu dapat dikatakan bahwa pembelinya memberikan kredit pembeli kepada penjual / pemasok bahan mentah atau barang dagangan.

d.      Kredit wesel
Kredit wesel ini terjadi apabila suatu perusahaan mengeluarkan surat pengakuan utang yang berisikan kesanggupan untuk membayar sejumlah utang tertentu kepada pihak tertentu dan pada saat tertentu dan setelah surat itu ditandatangani dapat dijual atau diuangkan kepada bank.

2.      Pinjaman Jangka Menengah
Merupakan pinjaman atau modal asing yang jangka waktunnya lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun.

Adapun jenisnya adalah :
a.       Term loang
Adalah kredit usaha dengan umur lebih dari 1 tahun dan kurang 10 tahun. Pada umumnya term loan di bayar kembali dengan angsuran tetap selama periode tertentu. Term loan ini biasanya diberikan diberikan oleh bank dagang, perusahaan asuransi dan pemasok.
b.      Leasing
Merupakan bentuk lain dari pinjaman dimana hanya diperoleh hak penggunaan atas suatu aktiva tanpa harus disertai hak milik. Ada tiga bentuk dari leasing yaitu sales and lease back, services leases atau operating leases dan financial leases.

3.      Pinjaman Jangka Panjang
Adalah pinjaman yang jangka waktumya lebih dari 10 tahun. Jenis dan bentuk utama dari pinjaman jangka panjang antara lain :

a.       Pinjaman obligasi (bonds-payables)
Adalah pinjaman uang untuk jangka waktu yang panjang, dimana debitur mengeluarkan surat pengakuan hutang yang mempunyai nominal tertentu. Jenis obligasi : obligasi biasa ( bonds), obligasi pendapatan (income bonds ) dan obligasi yang dapat ditukar(comvertible-bonds).

b.      Pinjaman hipotek
Adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang (kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak. Apabila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang tersebut dapat dijual dan hasil penjualannya tersebut digunakan untuk menutup tagihannya.



MANAJEMEN MODAL KERJA

A.   Konsep Modal Kerja

1.      Konsep kuantitatif
Menggambarkan keseluruhan (jumlah) dari aktiva lancar, dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula dalam jangka waktu pendek. Konsep ini disebut modal kerja bruto – Gross working capital.
2.      Konsep kualitatif 
Merupakan selisih antara aktiva lancar diatas hutang lancar, atau merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menunggu likuiditas. Konsep ini disebut modal kerja netto – net working capital.
3.      Konsep Fungsional
Menitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan pendapatan income dari usaha pokok perusahaan. Menghasilkan pendapatan pada periode akuntasi (current income) dan periode masa depan (future income).
Konsep Fungsional
Konsep ini merupakan konsep terakhir dari ketiga konsep yang berdasarkan pada fungsi dalam menghasilkan (income). Karena pada setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan, mengingat bahwa dana yang digunakan seluruhnya, hanya sebagian dana untuk digunakan beroperasi dalam suatu periode accounting yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut, dan sebagian dana tersebut digunakan selanra periode tertentu, akan tetapi seluruhnya digunakan untuk menghasilkan.

Pengertian modal kerja terhadap dua konsep, modal kerja bersih dan modal kerja kotor.
a.       Konsep modal kerja bersih (net working capital)
Konsep ini merupakan perbedaan nilai uang antara aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek, ini adalah salah satu pengukuran untuk melihat sejauh mana perusahaan terlindung dari masalah likuiditas.
b.      Konsep modal kerja kotor (gross working capital)
Konsep ini mendasarkan tentang administrasi berbagai aktiva lancar perusahaan yaitu, kas dan surat-surat berharga (efek dan sekuritas) yang diperjualbelikan, piutang dan persediaan serta pendanaan (terutama kewajiban jangka pendek (yang dibutuhkan untuk mendukung aktiva lancar).

Dengan demikian pada ketiga konsep tersebut di atas, bahwa setiap konsep mempunyai suatu titik tumpuan atau dengan lain hal mempunyai masing-masing fungsi yang saling berkaitan yang satu sama lain. Jadi modal kerja yang digunakan dalam operasi perusahaan masih aktif menjalankan kegiatannya.

Jadi pengertian 
modal kerja menurut ketiga konsep tersebut ini adalah dana yang diperlukan oleh perusahaan dalam periode akuntansi yang dapat menghasilkan pendapatan pada periode tersebut dan penggunaan dana tersebut sesuai dengan tujuan utama didirikannya perusahaan.

Secara umum 
modal kerja adalah keseluruhan daripada aktiva lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan sehari- hari, seperti persekot pembelian bahan baku, pembayaran upah/gaji pegawai, buruh dan sebagainya, hal mana dana yang telah dikeluarkan kembali untuk masuk ke dalam perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama dalam melalui hasil penjualan perusahaan

B.   Konsep Modal Kerja W.P  Taylor

JENIS MODAL KERJA (W.B. Taylor)
a.       Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) ,
Modal Kerja yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk menjalankan fungsinya.

1.      Modal Kerja Primer (Primary working capital) ,Jumlah Modal Kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya
2.      Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) Jumlah Modal Kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi normal

b.      Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) Modal Kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan.
1.      Modal kerja musiman (seasonal working capital) Æ berubah karena fluktuasi musim
2.      Modal kerja siklis (cyclical working capital) Æ berubah karena fluktuasi konjungtur
3.      Modal kerja darurat (emergency working capital) Æ berubah karena keadaan darurat


C.   Perputaran Modal Kerja

1.      Rasio Aktivitas

rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya.
Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

2.      Jenis-jenis Rasio Aktivitas

Yang termasuk ke dalam rasio aktivitas adalah sebagai berikut:

a.      Total Assets Turn Over (perputaran aktiva)

Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.
Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009:19).
Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar.
Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan.
Total assets turn over dihitung sebagai berikut:
Total assets turn over
Total assets turn over

b.      Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja)

Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih. Dimana modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar.
Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2009:16).
Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan (Riyanto, 2008:335).
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha.periode perputaran modal kerja (working capital turn over period) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai dimana saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran atau makin tinggi perputarannya (turn over rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.
Perputaran modal kerja dihitung dengan rumus:
Perputaran modal kerja
Perputaran modal kerja

c.       Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turnover)

Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets turn overmengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003:17).
Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan halhal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
Perputaran aktiva tetap dihitung dengan rumus:
Perputaran aktiva tetap
Perputaran aktiva tetap

d.      Rasio perputaran persediaan (inventory turnover)

Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock(Riyanto, 2008:334).
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.
Ada dua masalah yang timbul dalam perhitungan dan analisis rasio perputaran persediaan. Pertama, penjualan dinilai menurut harga pasar (market price), persediaan dinilai menurut harga pokok penjualan (at Cost), maka sebenarnya rasio perputaran persediaan (at cost) digunakan untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio yang dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan mengukur perputaran persediaan dalam kas (Sawir, 2003:15).
Namun banyak lembaga penelitian rasio keuangan yang menggunakan rasio perputaran persediaan (at market) sehingga bila ingin dibandingkan dengan rasio industri rasio perputaran persediaan (at market) sebaiknya di gunakan. Kedua, penjualan terjadi sepanjang tahun sedangkan angka persediaan adalah gambaran keadaan sesaat. Oleh karena itu, lebih baik menggunakan rata-rata persediaan yaitu persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua
Rasio perputaran persediaan dihitung dengan rumus:
Rasio perputaran
Rasio perputaran

e.       Rata-rata umur piutang

Rasio ini mengukur efisiensi pengolahan piutang perusahaan, serta menunjukkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melunasi piutang atau merubah piutang menjadi kas. Rata-rata umur piutang ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan penjualan perhari. Dimana penjualan perhari yaitu penjualan dibagi 360 atau 365 hari.
Rata-rata piutang ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rata-rata umur piutang
Rata-rata umur piutang

f.        Perputaran Piutang

Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungn yang erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto) dengan piutang rata-rata.
Perputaran piutang dapat diukur dengan rumus :
Perputaran Piutang
Perputaran Piutang
Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijak sanaan pemberian kredit

D.   Penentuan Modal Kerja

Untuk mengukur prestasi perusahaan atau tingkat kemampuan, maka analisa memperoleh laba merupakan salah satu alat yang digunakan oleh para manajer, pada prinsipnya bahwa setipa perusahaan menginginkan suatu potensi yang baik sehingga memberikan pendapatan sampai sejauhmana hasil yang dan bunga dengan harta.Analisa resiko dalam memperoleh laba juga akan memberikan gambaran efisien atas penggunaan dana, mengenai hasil akan keuntungan dapat dilihat setelah membandingkan pendapatan bersih setelah pajak dan bunga dengan harta. Laba suatu rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan sejumlah modal tertentu, selain itu rasio tersebut dapat memberikan gambaran tentang kontrol perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan. Untuk pengertian yang lebih jelasnya beberapa batasan yang diberikan oleh penulis berikut ini, seperti Bambang Riyanto Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan  (2004, 27) mengatakan bahwa keuntungan perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dan aktiva atau model yang menghasilkan laba tersebut dengan kata lain keuntungan diperoleh yang adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum periode tertentu.
Bagi batasan tersebut untuk memperoleh dari laba dengan investasi yang ada juga dapat dikatakan kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai keuntungan tertentu sebagai akibat dari kebijaksanaan dan keputusan atas penggunaan dana dan perusahaan.
 Selanjutnya, Edwan Dukar Analisa Laporan Keuangan, (2000, 68) mengemukakan bahwa profitabilitas diukur dengan keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan kebijaksanaan deviden yang dapat  menguntungkan sementara ada yang bersamaan maju untuk menunjukkan adanya suatu kenaikan modal yang mantap.
Penulis lain yaitu D. Hartanto Akuntansi Manajemen, (1999, 46) mengemukakan bahwa keuntungan adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba. Oleh karena itu dengan membandingkan operating profit margin antara beberapa periode yang berurutan akan dapat dilihat kecenderungan harga pokok penjualan dan perubahan biaya operasi dari perusahaan tersebut.
Secara  garis  besarnya  untuk  memperoleh laba dapat dikelompokkan dalam dua bagian,   yaitu :
Keuntungan  secara  ekonomi  (return  on  total accers) yang sering juga disebut dengan istilah Earning Power adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan keseluruh an modal.
Adapun laba yang dimaksud tersebut adalah laba  operasi dan modal adalah modal operasi. Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas S. Munawir (2003, 13) mengemukakan bahwa keuntungan secara ekonomi adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksud untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan pada opeasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian ratio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operaso perusahaan (Net Operating Income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan operasi tersebut (Net Operating Assets).
Analisa profit margin tersebut dimaksud untuk melihat efisiensi perusahaan dalam mencapai volumepenjualan untuk menghasilkan laba yang diharapkan. Sedangkan operating Assets Turn Over untuk melihat efektivitas perusahaan yang dapat tercermin dari kecepatan operating assets turn over.
Suatu faktor yang mempengaruhi perkembangan perusahaan adalah sejauhmana perusahaan mengelola usahanya agar dapat menghasilkan laba maksimal mungkin sedangkan laba itu sangat dipengaruhi oleh sebagaimana perusahaan mencapai tingkatan volume penjualan tertentu dengan biaya yang sewajarnya. Karena tingkatan efisiensi dalam perusahaan akan menyebabkan semakin tinggi pula penetapan profit margin perusahaan.
Untuk menaikkan profit margin ada beberapa cara yang dapat ditempuh dapat ditempuh :                                                         
ü  Menaikkan  Net Sales yang lebih besar dari ke naikkan operating expenses.
ü  Mempertahankan Net Sales dengan menekan operating expenses. 
ü  Mengusahakan  penurunan  Net  Sales dengan harapan terjadi penurunan operating expenses yang lebih besar.

 Salah satu alternatif lain dalam menaikkan keunagnan sebagai berikut :
ü  Menaikkan net sales yang lebih besar dari kenaikan  operating expenses.
ü  Mempertahankan net sales dengan menekan  operating expenses.
ü  Mengusahakan  penurunan net  sales dengan  harapan terjadi  penurunan  operating  expenses yang lebih besar.

Selain masalah efisiensi tersebut suatu kenyataan bahwa setiap perusahaan senantiasa memperhatikan masalah perputaran modalnya, di mana perputaran modal yang cepat menunjukkan kemajuan perusahaannya.
Keuntungan  modal  sendiri ( return  on  net  worth )                                                     
Return on net worth tersebut menyangkut bagaimana tingkat kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan. Dalam hal ini Return on worth tersebut yang dibandingkan adalah bukan keseluruhan modal tetapi khusus modal sendiri. Adapun batasan oleh Bambang Riyanto (2004, 37) mengatakan bahwa laba modal  sendiri juga dikenakan laba yang tersedia bagi para pemilih modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut    dipabrik lain.

Besar kecilnya kebutuhan akan modal kerja, tergantung pada kebutuhan perusahaan dalam memenuhi permintaan pasar. Menurut Bambang Riyanto Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan  (2004, 12), hal itu ditentukan oleh  dua faktor yaitu :
1.      Pengeluaran kas rata-rata setiap hari.
2.      Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja.  

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusu­nan cash budget oleh Djahidin, Analisa Laporan Keuangan, (2003,  114) adalah :
Jumlah penerimaan  selama  periode  tertentu, misalnya dalam satu bulan, pada umumnya penerimaan hal ini berasal dari :
Ø  Penjualan tunai                                                      
Ø  Debitur yang membayar hutang-hutangnya.
Ø  Sumber-sumber lain misalnya penjualan aktiva tetap
Ø  Jumlah kas yang ada permulaan periode                                                     
Ø   Jumlah  pengeluaran-pengeluaran  selama  periode  tertentu  seperti :
Ø  Pembelian bahan/bahan lain secara tunai.
Ø  Pembayaran hutang perniagaan dan hutang lain.
Ø  Adanya Surplus atau defisit

Dalam pengertian  ini adalah termasuk simpanan dalam bank yang setiap hari atau setiap saat dapat dipergunakan  untuk  menguasai  atau memilih barang atau jasa yang  diinginkan oleh konsumen, sehingga dalam keadaan ini  istilah  surplus  atau  defisit  pada  perusahaan tergantung dari pengelolah.




MANAJEMEN KAS DAN SEKURITAS JANGKA PENDEK

A.   Defenisi Kas dan Surat-surat

Kas dan surat berharga merupakan jenis aktiva yang paling likuid bagi perusahaan. Pengertian kas adalah seluruh uang tunai yang ada ditangan (cash on hand) dan dana yang disimpan dibank dalam berbagai bentuk seperti deposito, rekening Koran. Kas merupakan alat tukar yang memungkinkan manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya.
Surat berharga adalah bentuk penanaman dana perusahaan dalam jangka waktu pendek yang bersifat sementara, sehingga apabila perusahaan membutuhkan kas, maka surat berharga akan dijual dan hasilnya dapat digunakan untuk membiayai koperasional perusahaan.

B.   Motif  Memegang Kas
Ada empat motif pokok yang mendasari perusahaan dan perorangan untuk memiliki kasa dan surat berharga yaitu:
1.      Motif transaksi 
motif utama menahan kas adalah kebutuhan akan kas untuk pembayaran-pembayaran yang ditimbulkan oleh pengeluaran sehari-hari dari perusahaan, agar perusahaan mampu menjalankan usahanya sehari-hari, yaitu membeli dan menjual. Pembayaran ini termasuk di antaranya adalah pembelian bahan mentah, gaj pegawai, pajak, deviden, dan sebagainya.
2.      Motif berjaga-jaga 
motif berjaga-jaga (precautionary) untuk menahan kas terutama berkaitan dengan bisa tidaknya arus kas masuk dan keluar diprakirakan. Orang memegang uang untuk motive ini adalah untuk berjaga-jaga terhadap pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga. Makin baik perkiraan pengeluaran kas dan pemasukan kas dari perusahaan, makin sedikit uang kas untuk berjaga-jaga yang dibutuhkan. Factor lain yang sangat berpengaruh pada motif berjaga-jaga adalah kemampuan meminjam tambahan kas secara mendadak. Kebutuhan menahan kas bisa terpenuhi sebagian besar dengan memiliki aktiva yang dapat segera dicairkan/ditunaikan seperti misalnya surat berharga jangka pendek, promes, dan sebagainya.
3.      Motif spekulasi.
Dalam motif spekulasi orang memegang uang kas dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan dari perubahan –perubahan yang diharapkan dari harga-harga surat berharga. Bila tingkat bunga yang diharpkan naik dan harga surat berharga turun, bahwa perusahaan harus memegang uang kas. Bila tingkat bunga yang diharapkan turun, kas dapat diinvestasikan dalam surat berharga, perusahaan akan untung dengan turunnya tingkat bunga dan naiknya harga surat berharga.
4.       Kebutuhan masa depan.
 Saldo kas dan surat berharga perusahaan suatu saat bisa melonjak tinggi karena dana dikmpulkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu di masa yang akan datang.

C.   Aliran Kas
Aliran Kas (Cash Flows)
Aliran kas (cash flow) merupakan aliran pemasukan dan pengeluaran kas   yang mengubah kondisi kas proyek atau perusahaan setiap periode pembukuan  (bulan, triwulan,semester,atau tahun). Aliran kas masuk (cash inflows) dapat bersumber dari aktifitas financing (bantuan pinjaman oleh pihak luar), hasil   penjualan produk, ataupun investasi oleh pihak lain. Aliran kas keluar (cash   outflows) diakibatkan oleh pembiayaan-pembiayaan yang dilakukan. Dengan demikian, aliran kas secara sederhana merupakan pergerakan keluar dan masuknya   kas ke suatu bisnis atau proyek pada periode tertentu sehingga menggambarkan  perubahan kondisi kas proyek atau bisnis tersebut dari satu periode ke periode berikutnya. Selain itu, cash flows dapat juga mewakili proyeksi aliran kas suatu   peluang bisnis atau investasi yang menggambarkan jumlah dan saat terjadinya pemasukan (income atau revenue) dan pengeluaran (expenditure atau cost) selama life   cycle dari proyek atau investasi tersebut.
Dalam dunia bisnis, aliran kas dapat digunakan sebagai indikator dalam mengukur kekuatan finansial dan nilai suatu proyek atau bisnis dan merupakan hal yang sangat menentukan bagi hidup matinya suatu perusahaan. Aliran kas bersih   (net cash flow) sebuah bisnis selama periode tertentu dapat dihitung berdasarkan perubahan jumlah kas yang dimiliki selama periode tersebut. Aliran kas bersih bernilai positif apabila jumlah kas yang dimiliki bertambah selama periode tersebut dan bernilai negatif apabila jumlah kas yang dimiliki berkurang. Proyek, perusahaan, atau bisnis dengan aliran kas bersih yang positif (pemasukan lebih besar dari pengeluaran) akan memiliki kemampuan untuk melakukan re-investasi kelebihan kas yang dimiliki sehingga dapat menciptakan tambahan aliran kas masuk dan keuntungan yang lebih besar.
Dalam konteks perencanaan atau evaluasi kelayakan suatu proyekatau suatu peluang   investasi, aliran kas menggambarkan perkiraan biaya investasi dan biaya operasional   serta proyeksi pendapatan dari proyekatau investasi yang direncanakan. Perkiraan   aliran kas yang akan terjadi di masa yang akan datang untuk setiap alternatif investasi merupakan tahapan yang sangat penting dalam analisis ekonomi teknik.Akan tetapi, upaya untuk memperkirakan dengan tepat semua biaya, pendapatan, umur ekonomis, nilai akhir, dan resiko suatu investasi jangka panjang merupakan hal yang sangat sulit sehingga sering kali membutuhkan biaya yang cukup besar dan waktu yang lama.
Secara umum, aliran kas dapat dikelompokan sebagai berikut:
1.      Aliran kas operasional (operational cash flows).
 Kelompok ini meliputi kas   yang diterima (pemasukan) dan kas yang dibelanjakan (pengeluaran) untuk aktifitas bisnis dari proyek atau perusahaan. Pemasukan dapat bersumber dari hasil penjualan produk atau layanan atau dari pinjaman untuk penguatan modal kerja (working   capital).Pengeluaran meliputi antara lain pembayaran gaji pegawai dan buruh,   pembelian bahan baku,biaya listrik dan sumber energi, pemeliharaan dan perbaikan,biaya distribusi, dan biaya overhead. Agar proyek atau perusahaan berada pada kondisi sehat dan menguntungkan, nilai bersih dari aliran kas operasional harus positif.
2.      Aliran kas investasi (investment cash flows)
            merupakan kas yang diterima   dari penjualan asset berumur panjang, atau kas yang dikeluarkan untuk belanja   modal seperti belanja untuk investasi, akusisi, dan pembiayaan aset berumur panjang.
3.      Aliran kas untuk pendanaaan (financing cash flows).
 Kelompok ini terdiri atas kas yang diterima dari pinjaman dan penjualan saham, kas yang dibayarkan sebagai dividen ke pemegang saham,kas yang digunakan untuk membeli kembali saham   yang dipegang oleh pihak luar, dan kas yang digunakan untuk pembayaran pokok pinjaman dan bunga utang perusahaan.
Melalui informasi yang diperoleh dari aliran kas, kita dapat melakukan   beberapa hal sebagai berikut:
Menghitung nilai beberapa parameter finansial yang dapat digunakan untuk menilai   untung-ruginya atau layak-tidaknya suatu proyek atau bisnis. Data arus kas suatu   bisnis atau proyek dapat digunakan sebagai input dalam model-model finansial seperti nilai bersih sekarang (net present value), laju pengembalian modal (rate of return), dan laba tahunan seragam ekuivalen (equivalent uniform annual profit). Mengevaluasi status likuiditas suatu bisnis. Hal ini penting karena sebuah bisnis dapat menghadapi masalah likuiditas (kekuarangan kas) dan gagal   walaupun bisnis tersebut dalam kondisi yang menguntungkan.
Dalam konteks perencanaan dan evaluasi kelayakan suatu proyek atau   bisnis, aliran keluar masuknya kas harus dapat diperkirakan secara akurat agar jumlah kas yang akan dihasilkan oleh proyek atau bisnis tersebut melebihi jumlah kas yang harus dikeluarkan. Dengan demikian, perkiraan pendapatan (earning forecast)   sangat   penting dilakukan agar pengendali proyek atau managemen perusahaan dapat   melakukan kontrol pembiayaan (cost control) secara akurat untuk menjamin aliran kas bersih bernilai positif.
Diagram Aliran Kas
Data keuangan setiap proyek ataupun bisnis yang aktif akan memperlihatkan aliran kas masuk (income) yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa yang dihasilkan dan aliran kas keluar (expenditure) yang merupakan   konsekwensi biaya yang timbul akibat aktifitas yang harus dilakukan untuk   menghasilkan produk atau jasa yang dapat dijual. Aliran keluar masuknya kas   suatu   proyek atau bisnis dapat digambarkan dalam bentuk diagram aliran kas yang   menunjukkan semua aliran kas masuk dan keluar pada setiap periode waktu selama   life cycle proyek atau bisnis tersebut.
Diagram aliran kas dapat juga dibuat untuk setiap aktifitas atau asset secara tersendiri untuk melihat kontribusi aktifitas atau asset tersebut terhadap aliran kas proyek secara keseluruhan. Diagram aliran kas sangat penting dalam proses analisis karena dapat mempermudah kita dalam mengidentifikasi dan melakukan visualisasi semua aliran kas yang telah terjadi atau diperkirakan akan terjadi pada setiap periode selama life cycle suatu proyek atau selama umur ekonomis suatu alat/mesin.
Aliran keluar masuknya kas pada suatu proyek atau bisnis dapat terjadi kapan saja dan berulang kali dalam setiap periode waktu. Akan tetapi, untuk memudahkan perhitungan, semua aliran kas dalam suatu periode pembungaan diasumsikan     terjadi secara bersamaan pada akhir periode tersebut. Aturan ini dikenal dengan   nama konvensi akhir periode (end-of-period convention). Jadi,apabila pembungaan dihitung setiap bulan, maka semua aliran kas yang terjadi dalam satu bulan diasumsikan terjadi pada akhir bulan. Untuk periode pembungaan yang lebih lama (misalnya setiap tahun), akhir periode tidak harus diasumsikan terjadi pada 31 Desember setiap tahun. Misalnya, apabila anda mendepositokan uang ke sebuah   bank pada tanggal 27 Agustus 2011 dan periode pembungaan diasumsikan per tahun, maka akhir periode akan jatuh pada tanggal 26 Agustus setiap tahun dan bunga deposito dapat anda cairkan setiap tanggal 27 Agustus.
Diagram aliran kas dimaksudkan sebagai representasi yang lengkap untuk semua aliran kas yang terjadi dalam setiap periode pembungaan selama life cycle dari suatu proyek atau bisnis. Selain itu, diagram aliran kas harus memuat semua informasi yang dibutuhkan untuk dapat melalukan perhitungan berbagai   kriteria (net present value, annual cash flow, internal rate of return, profitability index, dan payback period) yang dapat digunakan dalam menentukan tingkat   profitabilitas dan kelayakan suatu proyek atau rencana investasi. Dengan   demikian,   diagram aliran kas harus memuat informasi sebagai berikut.
Ø  Life cycle dari proyek atau umur ekonomis dari alat/mesin yang dievaluasi.
Parameter ini dinyatakan sebagai periode pembungaan (compounding   periods), misalnya bulan atau tahun dan ditulis dengan simbol n.
Ø  Aliran kas yang masuk dan keluar pada setiap periode pembungaan selama   life cycle dari proyek atau bisnis.
Ø  Tingkat suku bunga (interest rate), atau laju pengembalian minimum yang dikehendaki oleh investor (minimum attractive rate of return). Parameter ini umumnya ditulis dengan simbol i atau dengan akronim MARR.
Ø  Parameter yang akan dicari dapat meliputi nilai sekarang (nilai ekuivalen pada awal investasi, P), nilai yang akan datang (nilai ekuivalen pada akhir   periode investasi, F), atau nilai seragam setiap akhir periode pembungaan, A.

 Penyusunan Cash Flow
Ada empat langkah dalam penyusunan cash flow, yaitu :
Ø  Menentukan minimum uang.
Ø  Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
Ø  Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
Ø  Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.
Dalam menyusun Cash Flow, ada beberapa prinsip yang harus diketahui terlebih dahulu yaitu: Cash Flow disusun dengan basis tunai (Cash Basis).
Hal ini berbeda dengan penyusunan Laporan Keuangan yang umumnya menggunakanAccrual Basis. Pada Cash Basis. Pendapatan diakui pada saat uang tunai diterima, bukan pada saat penjualan dilakukan.
Ø  Biaya-biaya diakui pada saat uang tunai dikeluarkan, bukan pada saat biaya timbul. Sedangkan pada Accrual Basis, pendapatan dan biaya diakui pada saat kejadian, dan hal tersebut belum tentu sama dengan waktu terjadi perpindahan uang tunai.

D.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Kas

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kas

        i.            Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa. Artinya perusahaan melakukan penjualan barang, baik secara tunai maupun secara kredit. Bila dilakukan secara tunai, maka otomatis langsung berpengaruh terhadap kas. Akan tetapi jika dilakukan secara angsuran, maka perubahan ini akan terjadi untuk beberapa  saat kedepan. Perubahan tentunya akan menyebabkan uang kas bertambah.
      ii.            Adanya pembelian barang dan jasa, artinya perusahaan memnbeli sejumlah barang, baik bahan baku, bahan tambahan, atau barang keperluan lainnya, yang tentunya akan berakibat mengurangi jumlah uang kas.
    iii.            Adanya pembayaran biaya-biaya operasional. Dalam hal ini perusahaan mengeluarkan sejumlah biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk membiayai aktivitas perusahaan, seperti membayar gaji, upah, telepon, listrik, pajak, biaya pemeliharaan yang tentunya akan mengakibatkan uang kas akan bertambah.
    iv.            Adanya pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman. Artinya jika dalam memperoleh sumber dana perusahaan melakukan pinjaman ke bank atau ke lembaga lain, maka perusahaan tentu akan membayar angsuran pinjaman tersebut, selama beberapa waktu , hal ini tentunya akan mengakibatkan berkurangnya uang kas.
      v.            Adanya pengeluaran untuk investasi. Hal ini dilakukan bila perusahaan hendak melakukan penambahan kapasitas produksi seperti pembelian mesin-mesin baru, atau pembangunan gedung atau pabrik baru. Hal ini juga dapat terjadi bila perusahaan hendak melakukan ekspansi kebidang usaha lainnya.
    vi.            Adanya penerimaan dari pendapatan, artinya perusahaan memperoleh tambahan kas dari pendapatan, baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan perusahaan maupun pendapatan yang tidak langsung. Jelas bahwa pendapat ini akan mempengaruhi jumlah uang kas.
  vii.            Adanya penerimaan dari pinjaman. Dalam hal ini perusahaan memperoleh sejumlah uang dari lembaga peminjam, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Pinjaman ini akan menamabah jumlah uang kas dalam periode tersebut.

Dan faktor lainnya.
Disamping faktor yang dapat mempengaruhi kas perusahaan terdapat pula faktor-faktor yang tidak mempengaruhi perubahan jumlah uang kas, yaitu:
        i.            Adanya penghapusan dan pengurangan nilai buku dari aktiva.
      ii.            Penghentian pengguanaan aktiva yang sudah habis umur ekonomisnya (disusut) dan tidak dapat dipakai lagi.
    iii.            Adanya pembenaan terhadap aktiva tetap seperti depresiasi, omortisasi, deplesi (karena biaya ini tidak memerlukan biaya kas).
    iv.            Adanya pengakuan kerugian piutang dan penghapusan piutang karena sudah tidak dapat ditagih lagi.
      v.            Adanya pembayaran deviden dalam bentuk saham.
    vi.            Adanya penyisihan atau pembatasan pengguanaan laba.
  vii.            Adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva yang dimiliki.
viii.             Dan faktor lainnya.

E.   Anggaran Kas

Anggaran Kas (Budget Kas)

Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan datang. Hal ini penting karena berkaitan dengan likuiditas perusahaan, juga akan diketahui kapan perusahaan mengalami defisit dan kapan surplus.
Budget kas adalah  prediksi posisi kas untuk periode tertentu di masa mendatang. Penyusunan budget kas bagi sebuah perusahaan sangatlah penting demi likuiditas. Dengan budget kas akan diketahui kapan perusahaan akan dalam keadaan defisit maupun surplus karena operasinya. Dari prediksi hendak defisit maka perencanaan penutupan defisitnya dapat direncanakan dan dari prediksi surplus maka perencanaan penggunaannya juga direncanakan secara efektif dan efisien. Berpijak dari untuk apa, terasa bagaimana menyusun badget kas adalah mesti disuratkan.
Budget kas disusun melalui beberapa tahapan. Tahap pertama, memprediksi penerimaan dan pengeluaran berbasis rencana operasional perusahaan. Tahap kedua, menyusun proyeksi kebutuhan dana atau kredit untuk menutup defisit kas juga disusun proyeksi pembayaran bunga. Transaksi-transaksi pada tahap ini merupakan transaksi finansiil sedangkan pada tahap pertama tidak lain transaksi operasi. Tahap terakhir, proyeksi penerimaan dan pengeluaran pun kembali disusun sehingga menjadi sebuah budget kas yang final condition. Atau dengan kata lain budget kas sebagai kombinasi transaksi operasi dan transaksi finansiil yang mendeskripsikan prediksi penerimaan, pengeluaran kas secara keseluruhan.

Pentingnya Budget Kas
Peranan budget kas sangat penting bagi pihak manajemen, karena budget kas dapat memberikan informasi tentang pola penerimaan dan pengeluaran kas setiap periode operasi, sehingga dapat diketahui kapan posisi kas perusahaan dalam keadaan surplus atau defisit.
Budget kas dapat dibedakan dalam dua bagian:
Ø  Estimasi penerimaan kas yang berasal dari : hasil penjualan tunai, piutang yang terkumpul, penerimaan bunga dividen, hasil penjualan aktiva tetap, dan penerimaan lain
Ø  Estimasi pengeluaran kas : pembelian bahan mentah, pembayaran utang-utang, pembayaran upah buruh, pembayaran bunga, dividen, pajak, dll

Tujuan penyusunan anggaran kas bagi pimpinan perushaan adalah mengetahui :

Ø  Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasinya perusahaan
Ø  Kemungkinan adanya surplus dan defisit karena rencana operasi perusahaan
Ø  Besarnya dana beserta saat/kapan dana tersebut dibutuhkan untuk menutup defisit kas
Ø  Saat kapan kredit dibayar kembali.

Tahap penyusunan budget kas:
Ø  Penyususun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasionil perusahaan (transaksinya adalah transaksi operasional).
Ø  Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana


F.    Jenis-Jenis Sekuritas Jangka Pendek

Surat berharga atau marketable securities, merupakan investasi perusahaan jangka pendek dalam bentuk pembelian surat berharga. Dari investasi ini perusahaan akan memperoleh keuntungan berupa bunga, deviden atau capital againt dalam waktu tertentu. Kemudian surat berharga ini dapat diperjualbelikan atau dicairkan pada saat perusahaan membutuhkan dana segera. Contoh surat berharga adalah sertifikat deposito, saham, surat berharga pasar uang, atau obligasi.
            Dalam melakukan investasi disurat berharga tidak dapat dilakukan secara serampangan, akan tetapi harus mempertimbangkan variable-variabel yang mempengaruhinya. Hal ini dilakukan jangan sampai perusahaan menderita kerugian dan lebih dari itu faktor jatuh tempo saat dibutuhkan harus dipertimbangkan secara matang. Artinya, apabila perusahaan membutuhkan dana, maka surat berharga harus siap untuk direalisasi menjadi kas.

Beberapa jenis surat berharga

Ø  Akseptasi Bank, merupakan wesel yang dikeluarkan bank dan bank berjanji untuk melakukan pembayaran wesel sesuai jangka pendek kepada pemegang akseptasi bank sejumlah nilai nominalnya pada saat maturitas.
Ø  Deposito Berjangka, merupakan simpanan pada bank atas nama dengan jangka waktu pencairannya 1, 3, 6 dan 12 bulan. Surat berharga ini diterbitkan atas nama dan bunga dapat diambil tiap bulan atau pada saat jatuh tempo. Kemudian pencairan deposito dapat dilakukan sesuai jatuh tempo.
Ø  Sertifikat Deposito, merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh bank dengan jangka waktu pencairannya 1, 3, 6 dan 12 bulan, baik dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing dengan tingkat bunga tertentu. Surat berharga ini diterbitkan atas unjuk sehingga dapat diperjualbelikan (dipindahtangankan) setiap saat dan bunga dapat diambil, dimuka tiap bulan atau pada saat jatuh tempo.
Ø  Sertifikat Bank Indonesia, merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan tingkat suku bunga tertentu. Surat berharga ini dapat diperjualbelikan.
Ø  Surat Berharga Pasar Uang, merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh bank-bank umum dengan tingkat suku bunga tertentu. Surat berharga pasar uang ini juga dapat diperjualbelikan, apabila perusahaan memerlukan dana.
Ø  Saham, merupakan surat tanda kepemilikan perusahaan atas nama saham yang dibelinya. Saham dapat diperjualbelikan  kepada pihak lain. Keuntungan dari saham berupa capital againt dan deviden.
Ø  Obligasi, merupakan surat pengakuan utang yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun swasta. Pembelian obligasi akan memperoleh pendapatan berupa bunga sesuai dengan kesepakatan dengan penerbit obligasi. Hanya saja besarnya bunga yang dibayarkan kepada pemegang obligasi relative tetap setiap bulannya.

Untuk memilih surat berharga harus mempertimbangkan beberapa resiko yaitu:

1. Resiko Kegagalan

Yaitu resiko bahwa peminjam tidak mampu untuk membayar kembali bunga dan pokok pinjaman. Jika kita membeli surat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti obligasi pemerintah, maka dapat dikatakan bahwa resiko kegagalannya adalah nol. Lain halnya jika kita membeli obligasi perusahan swasta, maka akan mengandung resiko kegagalan tertentu.

2. Resiko Tingkat Bunga

Yaitu resiko yang terjadi sebagai sebagai akibat perubahan tingkat bunga sehingga return yang diperoleh berubah. Sebagai contoh, jika kita membeli obligasi pemerintah dengan harga sebesar nilai nominalnya atau per bond, Rp1.000.0000,-, obligasi tersebut membayar bunga sebesar 9%, jatuh tempo obligasi tersebut 25 tahun. Jika tingkat bunga naik menjadi 14,5%, maka nilai pasar obligasi tersebut akan turun dari Rp1.000.000,- menjadi Rp635.000,-, yang berarti kita menderita kerugian hamper 40%. Secara teoritis semakin lama jatuh tempo surat berharga maka semakin besar resiko tingkat bunga, sebaliknya semakin pendek jatuh temponya maka semakin kecil tingkat bunga.

3. Resiko Likuiditas
Yaitu resiko bahwa surat berharga atau aset tidak dapat dijual dengan harga yang wajar. Jika kita membeli obligasi yang jarang diperjualbelikan maka besar kemungkinan kita tidak dapat menjual obligasi tersebut dengan harga yang wajar.

4. Resiko inflasi

Yaitu resiko bahwa inflasi akan menurunkan daya beli pendapatan yang kita peroleh. Resiko inflasi ini sangat penting bagi investor secara individu maupun perusahaan. Dengan demikian pembelian surat berharga untuk real estate dan saham biasa merupakan cara terbaik untuk mengurangi resiko inflasi ini.

1 comment: